

I actually like blue..but orange casts more energy
I LOVE IT, MAN!!
At first, my intention was only to see Paul Rudd, but out of expectation, this film is very entertaining. Peter's awkwardness successfully made me laugh. Sidney's craziness is also funny. Not only both of them, but there are many scenes with surprisingly good jokes. This film is not at all slapstick, the jokes are simple and felt so natural.
Didn't realize that Jon Favreau is playing, not a big role tho, but he is perfect in delivering the role as jerk, LOL, I like it! Lou Ferigno is also starring. Ooooh..so many funny scenes!
I laughed hard on Anwar Sadat joke, LOL!
The theme is so simple, friendship between guys. Are you man enough to say, I Love You, Man?
Satisfaction Rate: 78%
Should everyone watch the Watchmen??
Sejujurnya, film Zack Snyder sebelumnya membuat saya terpana, sampai hampir standing ovation. Jadi wajar saja kalau saya berharap setidaknya sama kualitasnya dengan 300. So, what about Watchmen here?
Penyampaian cerita dengan metode back and forth sebenarnya tidak mengganggu dan cukup jelas, sayangnya, alur terlalu lambat untuk sebuah film yang harusnya bisa lebih megah. Filmnya yang gelap tidak didukung dengan villain yang berkarakter kuat. Terlalu bertele-tele untuk sebuah film Superhero, belok kesana kemari. Bahkan Iron Man saja yang alurnya dinilai lumayan lambat, masih bisa dibungkus dengan sangat menarik. Banyak monolog yang sebenarnya kurang penting. Filosofi panjang lebar berserakan di seantero film ini (jadi inget film The Fountain-nya Jackman, yang butuh perjuangan untuk tidak mematikan tv).
Karakter para superhero tidak menarik, kecuali Comedian. Rorschach..masih so-so. Dr. Mahattan terlalu mellow, Night Owl mungkin mau dibuat lucu’, tapi jadinya biasa saja, Silk Spectre juga kurang sexy sebagai Female Superhero. Ozymandiaz?? Below expectation. Yeah, well..
Oya, satu adegan yang paling lame, dari beberapa adegan lame lainnya adalah ketika Night Owl dan Silk Spectre mencoba menyelamatkan orang-orang dari kebakaran gedung. What the..??
Ini adalah film ketiga, setelah Pirates of Caribbean at World’s End dan Mummy 3, yang membuat saya menguap terus. Durasi yang panjang menambah penderitaan. Deretan sebelah kiri saya beberapa kali menguap dengan kencangnya sambil nyeletuk, “Bosen banget seeehh..” ;P.
Watching Watchmen is like, the movie successfully dragged me low, down low to the bottom of boredom. It’s like watching one of Shakespeare shows, without the love theme.
Well, I have to give credits though.. hmmm..let’s see..
Jeffrey Dean Morgan, absolutely. IMHO, The Comedian adalah satu-satunya karakter yang menarik di film ini. He’s brutally awesome (and sexy, of course). Sayang, porsinya kurang banyak.
Fight scenes, not bad, walau cenderung standar. Yang paling saya suka adalah adegan-adegan fight yang mengejutkan, didukung oleh sound yang menggetarkan by Studio XXI, lumayan bisa membangunkan saya yang mulai suntuk ;P. Oya, beberapa soundtrack juga menghibur (berasa nonton tv series Cold Case yang penuh dengan lagu-lagu lama).
Hmmm… gak tega saya membandingkan film ini dengan 300..
Satisfaction Rate: 60% (10% is dedicated for the brutal acts of The Comedian)
Which side are you?
‘Tumbuh’nya Susan menjadi raksasa mempertemukannya dengan keempat monster lainnya di suatu project rahasia yang dipimpin oleh Jendral Monger. Mereka kemudian diperintahkan untuk melawan serangan para alien yang dipimpin oleh Gallaxhar.
Benar-benar tidak disangka, film animasi yang satu ini bisa membuat saya konstan terbahak. Lelucon konyol, tolol dan beneran gak penting bertebaran di seantero film. Adegan seperti sang presiden menyambut alien dengan bermain keyboard (masih geli ngebayanginnya), BOB yang tanpa otak, Dr. Cockroach yang mencoba memecahkan kode dengan dance-nya (bayangin hugh laurie dance), mad scientist laugh, adegan Gallaxhar bercerita ke Susan, sampai yang detail seperti UFO yang hanya ada di Amerika (??? Hahahaha).
Bagi saya, film ini sukses berat. Apalagi mengingat jajaran dubber-nya yang..waduh deh! Reese Witherspoon, Seth Rogan, Will Arnet, Hugh Laurie, Paul Rudd, Rain Wilson dan Kiefer Sutherland, semua berhasil menghidupkan karakter masing-masing. Two thumbs up buat Mr. Sutherland. Harus didengar secara seksama, baru bisa tau kalau itu suaranya dia. Lengkap dengan southern accent-nya. Bahkan dengar suaranya saja saya bisa terbahak. Awesome!
Baru tau juga dari teman, kalau ternyata pengisi suara Insectosaurus adalah Jimmy Kimmel.. langsung geli tertawa saya.
Setelah Shrek 2, baru film Monsters Vs Aliens yang berhasil bikin saya terbahak sampai menitikkan air mata (lebay gak tuh??).Well, overall, this is a very highly recommended movie.
Hail Gallaxhar!! ;D
Satisfaction Rate: 87%
PS: Nonton di Plaza
Oya, jangan beranjak sampai end title selesai.
Former Take That star Robbie Williams is to appear as a little girl in a Red Nose Day special Little Britain sketch.
"It's hard to say no when asked to take part in a Little Britain sketch for Comic Relief," said Williams. "But I have to admit that dressing up as a small American child in a pretty dress made it all the more appealing."
Williams plays Candy Marie-Candy, friend of Ellie Grace played by openly gay Little Britain star Matt Lucas. David Walliams plays Ellie's mum. Williams said: "Robbie was absolutely brilliant in the Ellie Grace sketch. He could be a comedian full-time if he wanted to. "And we have found that the best way to tempt him back into the spotlight is by putting him in a dress!"
The sketches will air on Red Nose Day, the telethon fund-raiser for charity Comic Relief, this Friday on BBC One.
Source: PinkNews.co.uk
Ternyata.. BENER KAN FEELING GUEEEE!!
Sebenernya udah hampir seminggu yang lalu nonton Push, tapi beneran gak mood buat bikin review. Ceritanya.. apa ya ceritanya..?? Udah agak lupa karena beneran gak penting untuk diinget. Pokoknya tentang orang-orang yang keliatannya normal padahal ternyata mereka punya power, kaya' Heroes-lah, apalagi??! (emosi). Segala yang dikejar-kejar sama satu organisasi, ada formula yang bisa bikin power makin kuat, de es be de es be. Cuma bedanya, di PUSH ini mereka udah dikelompokkan nama-namanya. Yang Sniffer lah, yang mampu liat histori sebuah benda hanya dengan penciuman (gak ada sih ini di Heroes, tauk deh kalo season 3), ada Watcher, yang bisa liat future, trus digambar deh (Isaac-nya Heroes banget), trus apalagi tuh namanya, yang powernya kaya' Peter Petrelli 'n Sylar. Ada juga yang colongan dari Kung Fu Hustle, powernya si tuan tanah perempuan itu (lupa nama jurusnya), yang teriakannya dahsyat. Duh, gak ada yang ori deh kaya'nya di film ini.
Awal nonton Heroes aja gue udah merenung (halah), ini kok agak mirip X-Men sih power-powernya? Tapi masih challenging buat diikutin, walopun akhirnya stop di season 2, karena udah pusing kebanyakan tokoh. Muncullah si PUSH ini. Tadinya gue pikir, mungkin adanya Dakota Fanning ada nilai lebih yang bisa menghibur hati, ternyata kaga juga. Aktingnya biasa aja. Djimon Hounsou juga gak bagus, apalagi Chris Evans..duh, bener-bener deh! Chemistry-nya ancur semuahhh!
Komennya siapa tuh kemaren yang bilang bikin Jumper keliatan bagus? Gue setuju berat! Jumper masih ada seru-serunya. Lah ini, klimaksnya aja begitu doang. Gue sempet mikir, wah...semoga klimaksnya bisa mengobati rasa penasaran akan pertarungan Peter Petrelli dengan Sylar, yang sempat sengaja tertunda di season 1....ternyata eh, ternyata.. twing..twing.. zzzzzzzzzzzzzzz.... datar banget!!!
Satu-satunya yang menghibur gue adalah ada 1 penonton, bapak2, yang asli mirip banget sama penjahat di Kung Fu Hustle (lupa namanya), yang jurus andalannya jadi kodok. Gue n laki gue geli ketawa, karena ternyata di film ini ada jurus si teriakan maut itu...:D.
Satisfaction Rate: 40%
I love this show!
Saya orangnya pelupa, jadi kalau ada moment American Idol yang masih terpatri di kepala saya, itu berarti benar-benar mengesankan! So far, these are my most unforgettable moments in American Idol:
Adam Lambert's Ring of Fire (2009) - (link)
Dari awal hingga hampir selesai saya ternganga. Arrangement lagunya sangat cerdas. Dengan sentuhan musik ala Timur Tengah, Adam berhasil mengubah sebuah lagu country (yang dipopulerkan oleh Johnny Cash) menjadi sebuah lagu yang terdengar unik dan megah di telinga saya. Dengan tehnik vokal dan stage performance yang pas dan bisa saya nilai sedikit sexy, Adam mampu membuat sebagian juri terpana. Tadinya saya berpikir, seperti apa ya, kalau saya dengar lagu ini tanpa nonton videonya? Ternyata… Excellent! Terlebih lagi yang studio version.
Other Fact:
Bagi yang belum pernah dengar Ring of Fire versi asli (Johnny Cash), please deh denger dulu. Adam Lambert ‘s arrangement to this song is totally unique, even a lot better than David Cook’s Hello or Always Be My Baby. Sorry guys.. Oya, I had a feeling Adam's not just gay, it turned out to be he's also a cross dress, but so what?! He has the smartest vocal technique this season.
Other Fact:
Yang paling saya kagumi dari David Cook, selain suara lantangnya, adalah penolakan dia untuk menyanyikan lagu yang sama di ajang American Idol.
Taylor Hicks' Just Once (2005) - (link)
Taylor Hicks adalah satu-satunya kontestan Idol yang ketika disorot kamera sebelum audisi awal di Las Vegas, saya sudah yakin dia akan menang . Banyak performance Taylor yang saya kagumi. Apalagi stage performance-nya yang sangat atraktif. Tapi hanya ada satu yang paling terpatri di kepala dan menusuk ke hati Di minggu Top 6, ketika tema love song, Taylor membawakan salah satu lagu terindah menurut versi saya, Just Once. Memang sedikit pitchy di awal, tapi berhasil tercover dari tengah ke akhir lagu. Well, apa yang membuat saya terkesan? He sang it from the heart, soulful and he’s very handsome in his black suit, :P.
Other Fact:
Hampir seluruh performance Taylor dibenci oleh Simon. Komentar seperti, “This is a singing competition! Not a dance competition!” seringkali terdengar. Well, many-many..many people love him, and Simon had to admit it eventually.
Oya, Taylor Hicks tidak pernah masuk ke dalam 3 terbawah.
Clay Aiken's Bridge Over Troubled Water (2003) - (link)
Performance-nya di tahap final ini membuat saya terpukau karena range vokal-nya yang luar biasa ditambah background choir singers…hmmm…it gave me chills. Vokalnya yang lantang dilengkapi dengan a very confident attitude mampu membuat lagu dari Simon and Garfunkel ini menjadi megah.
Other Fact:
Di audisi awal, Clay ditanya oleh juri, “What are you doing here?” Dengan lantang Clay menjawab, “I can be number one. Or number two”
That’s it!
What??!! No female contestant?? Hmmm… non of them impressed me so far.
Well, how about you?