Wednesday, April 22, 2009

watchmen

Ada mantan Watchmen yang dibunuh karena dianggap mengetahui suatu rahasia. Ada yang mencoba meyakinkan mantan-mantan lainnya bahwa mereka akan dibunuh satu per satu. Ada yang sedang membuat eksperimen dengan rekator nuklir demi mencegah perang dunia. And so on.. and so on…


Should everyone watch the Watchmen??


Sejujurnya, film Zack Snyder sebelumnya membuat saya terpana, sampai hampir standing ovation. Jadi wajar saja kalau saya berharap setidaknya sama kualitasnya dengan 300. So, what about Watchmen here?


Penyampaian cerita dengan metode back and forth sebenarnya tidak mengganggu dan cukup jelas, sayangnya, alur terlalu lambat untuk sebuah film yang harusnya bisa lebih megah. Filmnya yang gelap tidak didukung dengan villain yang berkarakter kuat. Terlalu bertele-tele untuk sebuah film Superhero, belok kesana kemari. Bahkan Iron Man saja yang alurnya dinilai lumayan lambat, masih bisa dibungkus dengan sangat menarik. Banyak monolog yang sebenarnya kurang penting. Filosofi panjang lebar berserakan di seantero film ini (jadi inget film The Fountain-nya Jackman, yang butuh perjuangan untuk tidak mematikan tv).


Karakter para superhero tidak menarik, kecuali Comedian. Rorschach..masih so-so. Dr. Mahattan terlalu mellow, Night Owl mungkin mau dibuat lucu’, tapi jadinya biasa saja, Silk Spectre juga kurang sexy sebagai Female Superhero. Ozymandiaz?? Below expectation. Yeah, well..


Oya, satu adegan yang paling lame, dari beberapa adegan lame lainnya adalah ketika Night Owl dan Silk Spectre mencoba menyelamatkan orang-orang dari kebakaran gedung. What the..??


Ini adalah film ketiga, setelah Pirates of Caribbean at World’s End dan Mummy 3, yang membuat saya menguap terus. Durasi yang panjang menambah penderitaan. Deretan sebelah kiri saya beberapa kali menguap dengan kencangnya sambil nyeletuk, “Bosen banget seeehh..” ;P.


Watching Watchmen is like, the movie successfully dragged me low, down low to the bottom of boredom. It’s like watching one of Shakespeare shows, without the love theme.


Well, I have to give credits though.. hmmm..let’s see..


Jeffrey Dean Morgan, absolutely. IMHO, The Comedian adalah satu-satunya karakter yang menarik di film ini. He’s brutally awesome (and sexy, of course). Sayang, porsinya kurang banyak.

Fight scenes, not bad, walau cenderung standar. Yang paling saya suka adalah adegan-adegan fight yang mengejutkan, didukung oleh sound yang menggetarkan by Studio XXI, lumayan bisa membangunkan saya yang mulai suntuk ;P. Oya, beberapa soundtrack juga menghibur (berasa nonton tv series Cold Case yang penuh dengan lagu-lagu lama).

Hmmm… gak tega saya membandingkan film ini dengan 300..

Satisfaction Rate: 60% (10% is dedicated for the brutal acts of The Comedian)


Wednesday, April 15, 2009

monsters vs aliens

Cuma berniat nonton karena ada Hugh Laurie dan Kiefer Sutherland, saya tidak expect banyak dari film ini, secara juga udah setahun lebih saya agak pesimis sama ‘lucunya’ film animasi Hollywood.

Which side are you?

‘Tumbuh’nya Susan menjadi raksasa mempertemukannya dengan keempat monster lainnya di suatu project rahasia yang dipimpin oleh Jendral Monger. Mereka kemudian diperintahkan untuk melawan serangan para alien yang dipimpin oleh Gallaxhar.

Benar-benar tidak disangka, film animasi yang satu ini bisa membuat saya konstan terbahak. Lelucon konyol, tolol dan beneran gak penting bertebaran di seantero film. Adegan seperti sang presiden menyambut alien dengan bermain keyboard (masih geli ngebayanginnya), BOB yang tanpa otak, Dr. Cockroach yang mencoba memecahkan kode dengan dance-nya (bayangin hugh laurie dance), mad scientist laugh, adegan Gallaxhar bercerita ke Susan, sampai yang detail seperti UFO yang hanya ada di Amerika (??? Hahahaha).

Bagi saya, film ini sukses berat. Apalagi mengingat jajaran dubber-nya yang..waduh deh! Reese Witherspoon, Seth Rogan, Will Arnet, Hugh Laurie, Paul Rudd, Rain Wilson dan Kiefer Sutherland, semua berhasil menghidupkan karakter masing-masing. Two thumbs up buat Mr. Sutherland. Harus didengar secara seksama, baru bisa tau kalau itu suaranya dia. Lengkap dengan southern accent-nya. Bahkan dengar suaranya saja saya bisa terbahak. Awesome!

Baru tau juga dari teman, kalau ternyata pengisi suara Insectosaurus adalah Jimmy Kimmel.. langsung geli tertawa saya.

Setelah Shrek 2, baru film Monsters Vs Aliens yang berhasil bikin saya terbahak sampai menitikkan air mata (lebay gak tuh??).Well, overall, this is a very highly recommended movie.

Hail Gallaxhar!! ;D

Satisfaction Rate: 87%

PS: Nonton di Plaza Indonesia XXI, beneran menyenangkan. Murah, nyaman, gak rame, ada live show di big screen, pas buat hangout..apalagi yang pada suka ngirit..(hihihi). Mau sering-sering nonton di situ ah, nunggu live show U2, ;P

Oya, jangan beranjak sampai end title selesai.

Saturday, April 4, 2009

Robbie in Little Britain

March 2009

Former Take That star Robbie Williams is to appear as a little girl in a Red Nose Day special Little Britain sketch.

"It's hard to say no when asked to take part in a Little Britain sketch for Comic Relief," said Williams. "But I have to admit that dressing up as a small American child in a pretty dress made it all the more appealing."

Williams plays Candy Marie-Candy, friend of Ellie Grace played by openly gay Little Britain star Matt Lucas. David Walliams plays Ellie's mum. Williams said: "Robbie was absolutely brilliant in the Ellie Grace sketch. He could be a comedian full-time if he wanted to. "And we have found that the best way to tempt him back into the spotlight is by putting him in a dress!"

The sketches will air on Red Nose Day, the telethon fund-raiser for charity Comic Relief, this Friday on BBC One.

Source: PinkNews.co.uk

Thursday, April 2, 2009

quote: patrick jane

"Being sorry is far worse punishment than being dead. Everybody dies. Very few people ever feel truly sorry for the bad things they've done. It hurts"


-patrick jane (the mentalist)-