Should everyone watch the Watchmen??
Sejujurnya, film Zack Snyder sebelumnya membuat saya terpana, sampai hampir standing ovation. Jadi wajar saja kalau saya berharap setidaknya sama kualitasnya dengan 300. So, what about Watchmen here?
Penyampaian cerita dengan metode back and forth sebenarnya tidak mengganggu dan cukup jelas, sayangnya, alur terlalu lambat untuk sebuah film yang harusnya bisa lebih megah. Filmnya yang gelap tidak didukung dengan villain yang berkarakter kuat. Terlalu bertele-tele untuk sebuah film Superhero, belok kesana kemari. Bahkan Iron Man saja yang alurnya dinilai lumayan lambat, masih bisa dibungkus dengan sangat menarik. Banyak monolog yang sebenarnya kurang penting. Filosofi panjang lebar berserakan di seantero film ini (jadi inget film The Fountain-nya Jackman, yang butuh perjuangan untuk tidak mematikan tv).
Karakter para superhero tidak menarik, kecuali Comedian. Rorschach..masih so-so. Dr. Mahattan terlalu mellow, Night Owl mungkin mau dibuat lucu’, tapi jadinya biasa saja, Silk Spectre juga kurang sexy sebagai Female Superhero. Ozymandiaz?? Below expectation. Yeah, well..
Oya, satu adegan yang paling lame, dari beberapa adegan lame lainnya adalah ketika Night Owl dan Silk Spectre mencoba menyelamatkan orang-orang dari kebakaran gedung. What the..??
Ini adalah film ketiga, setelah Pirates of Caribbean at World’s End dan Mummy 3, yang membuat saya menguap terus. Durasi yang panjang menambah penderitaan. Deretan sebelah kiri saya beberapa kali menguap dengan kencangnya sambil nyeletuk, “Bosen banget seeehh..” ;P.
Watching Watchmen is like, the movie successfully dragged me low, down low to the bottom of boredom. It’s like watching one of Shakespeare shows, without the love theme.
Well, I have to give credits though.. hmmm..let’s see..
Jeffrey Dean Morgan, absolutely. IMHO, The Comedian adalah satu-satunya karakter yang menarik di film ini. He’s brutally awesome (and sexy, of course). Sayang, porsinya kurang banyak.
Fight scenes, not bad, walau cenderung standar. Yang paling saya suka adalah adegan-adegan fight yang mengejutkan, didukung oleh sound yang menggetarkan by Studio XXI, lumayan bisa membangunkan saya yang mulai suntuk ;P. Oya, beberapa soundtrack juga menghibur (berasa nonton tv series Cold Case yang penuh dengan lagu-lagu lama).
Hmmm… gak tega saya membandingkan film ini dengan 300..
Satisfaction Rate: 60% (10% is dedicated for the brutal acts of The Comedian)