(archie)
“That’s the thing about greed, Arch, it’s blind. And it doesn’t know when to stop”
(lenny cole)
I actually like blue..but orange casts more energy
“That’s the thing about greed, Arch, it’s blind. And it doesn’t know when to stop”
(lenny cole)
So, this is a very-very slow paced movie. Menarik di awal, agak boring di tengah, tapi rasa penasaran tetap bikin saya bertahan. Banyak ketololan yang gak penting yang justru bikin terbahak-bahak. Sindiran buat orang Amrik with their obese problems bisa bikin saya ngakak, apalagi adegan Ray mau ditonjok sama si “gajah Amrik” itu, dibuat se natural mungkin, tapi jadinya kocak banget. Pemadangan
Well, Colin Farrell is something. Peran yang memang cocok sama dia, pria canggung dengan sedikit depresi. Saya berdo’a semoga adegan menitikkan air matanya dia itu gak pakai alat bantu alias tetes mata (hehe.. ciri khas sinetron Indonesia). Gleeson dan Fiennes juga pas banget chemistry-nya. Makin kagum aja saya sama Ralph Fiennes.
Sayangnya, banyak twist story yang malah gampang ketebak. But, I like the ending so much. A bit dramatic, yet it’s natural.
Satisfaction Rate: 78%
(kalo saya, sama sekali gak menyesal punya idola Hollywood yang bikin pilihan sama dengan prinsip saya, :D)
Opinons:
“Orang Arab adalah sumber terorisme di dunia yang ada sekarang ini. Mereka menyerang orang tanpa menyisakan satu orang pun. Saya harap Israel mengancurkan mereka.” TOM CRUISE
“Keduanya, baik Palestina ataupun Israel, salah. Mereka harus menghentikan perang ini.” WILL SMITH
“Bush, Sharon, Blair, dan Rice adalah nama-nama yang akan dikutuk sejarah sepanjang masa.” GEORGE CLOONEY
“Bangsa Arab dan orang Islam bukan teroris. Dunia harus bersatu melawan Israel.” ANGELINA JOLIE
“Bangsa Arab hanya parasit untuk dunia ini, dan mereka harus ditumpas habis.” RICHARD GERE
“Kita selama ini hanya berkata dari sudut pandang yang mempunyai kekuatan, bagaimana kalau kita ada di posisi yang lemah?” SEAN CONNERY
“Zionis adalah sumber kehancuran. Saya berharap saya bisa melawan mereka.” MEL GIBSON
“Coba pelajari sejenak sejarah Yahudi, maka Anda akan tahu, siapa yang sebenarnya teroris.” AL PACINO
“Kemanusiaan akan bisa ditegakan di dunia jika negara Israel sudah berdiri.” DUSTIN HOFFMAN
“Kita sekarang hidup di zaman di mana yang kuat memakan yang lemah. Kita tak lebih baik daripada bangsa Arab.” RALPH FIENNES
“Jika bangsa Arab kuat, mereka akan menghancurkan dunia. Maka sekarang, kita harus menghancurkan mereka.” KEANU REEVES
(Taken from: http://eramuslim.com/berita/dunia/komentar-artis-hollywood-atas-pembantaian-gaza.htm)
Puasss gue liat Tony Leung, manly banget! Sebelah gue (
Overall, this is one of the best sequels ever made. Bisa mempertahankan kualitas. Tapi yang agak mengecewakan justru EX XXI, kali ini bukannya gak ada text, tapi sempet mati di tengah film, sekitar 1 menit! Helloooowww…EX! Hare geneee??
Satisfaction Rate: 83%
It’s Rockin’ Rolla!
Businessmen, Gangsters, Robbers, Junkies, Accountants, Lawyers are all here! Everybody’s connected with everyone. Everybody’s screwing everyone. A very typical of Guy Ritchie’s movie. It’s Lock, Stock and Two Smokin’ Barrels all over again. Smart, catchy, fast paced, idiotically funny, funny, and funny.
Jujurnya, film Guy Ritchie yang pernah saya tonton hanya Lock, Stock and Two Smokin’ Barrels (baru akan nonton Snatch).Tapi RockRolla ini jauh lebih blo’on. The slapping scene, the stealing car scene, the ‘gay’ scene, the chasing scene, adegan singkat ngomong di microphone (beneran gak penting), adegan gak mati-mati, aduh.. banyak deh. Semua ketololan pria-pria itu mampu bikin saya cekikan tadi malem. Yang juga cool adalah adegan making love-nya Gerry Butler. Please jangan membayangkan dia naked kaya’ di 300 (I wish, :p), tapi di sini beneran dibikin keren, singkat dan padat! Ending part-nya cool, and definitely akan ada sequelnya.
Tom Wilkinson, this highly confident old man selalu bisa membuat saya terpana. Mark Strong as Archibald (duh, tampannya!), his a bit sexy voice narrates the movie. Jeremy Piven, walopun kurang banyak porsinya dan biasa aja actingnya, tapi teteup saya cinta. Gerry, oh Gerry.. sumpah dia tolol abis di sini (saya ngetik ini aja masih sambil ketawa sendiri, ngebayangin adegan demi adegan dia yang banyak gak pentingnya).
Pure British, a really excellent guys’ movie. Very entertaining! Can’t wait for the sequel and Ritchie’s Holmes.
Cool lines:
“Ask no question, hear no lies” (Archie)
“That’s the thing about greed, arch, it’s blind. And it doesn’t know when to stop” (Lenny)
Saya langsung jatuh cinta begitu denger original score-nya (main title). Iseng cari di internet, theme song yang berjudul Postcards ini langsung tanpa ragu saya download. Tapi kok… kaya’nya jadi kepengen cari original score lain juga ya.. Hmmmm..
Original Score, musik yang mostly adalah hanya instrumen dari sebuah film, sebenarnya sudah menjadi perhatian saya sejak di awal SMP (sampai sempat mau les piano n biola, hihi). Kalo dipikir-pikir, masih kecil tapi seleranya agak-agak tuwir juga. Cinta pertama saya adalah dengan original score-nya Scent of A Woman. Waktu itu masih jaman kaset, saya putar terus habis-habisan. Kemudian Godfather, oh.. how much I love The Waltz. Tapi yang paling pamungkas adalah Bram Stoker’s Dracula. Setiap hari saya putar kasetnya, sambil belajar, bahkan sebagai pengantar tidur (scary huh?).
Muncullah U2, Metallica, GnR, Oasis, Robbie Williams, de es be.. Terlihkanlah perhatian saya ke mereka. Walaupun kalau nonton film dengan score yang indah tetap masih selalu terngiang-ngiang, tapi gak sampai merasa wajib beli kaset or cd-nya.
And now…
Setelah ikut milis film dan ada 1 orang di milis yang jagoan banget sama yang beginian, saya jadi sering reminiscing. Kelar nonton Benjamin Button, download Postcards, jadi cari-cari lagi deh.. Jurassic Park, Schindler’s List, Band of Brothers, Chaplin dengan Smile-nya, bahkan theme song tv series Californication dan John Adams juga jadi saya cari. Termasuk harus mengubek-ubek ulang Scent of A Woman, Bram Stoker’s Dracula, ditambah lagi semua
Udah terlalu lama ketinggalan, harus banyak catch up nih..! (berguru sama Reza ah, ;P)
Virgil Cole adalah seorang legend bagi para cowboys. Demi membuat
Awalnya saya pikir, film ini akan menyuguhkan semua yang sewajarnya disuguhkan oleh film Western. Gunshots, horse chasing and one on one duel. Well, ada juga sih actionnya, but the story is all about friendship.
Persahabatan antara Everett Hitch dengan Virgil Cole.
Yang cukup mengecewakan adalah peran Jeremy Irons. Karakternya sebagai villain sangat lemah. Bahkan terlihat kurang penting. Sempat bingung sama British accent-nya sebagai seorang cowboys, sedikit penjelasan latar belakangnya juga baru muncul di tengah film. Renee Zellweger juga tidak terlalu istimewa di sini.
But, above all, the ending part, IMHO, is quite sweet and smart for a masculine friendship movie. Kinda cool!
Best Lines:
Allie: “He tried to put his hands on me when I showed him our house”
Virgil: (silence) “No, Allie.
Allie: “You’re gonna believe him over me, just like that?”
Virgil: “Yes, I am”
Satisfaction Rate: 73% (3% is for Ed Harris, duh..gagahnyaaaaaa…)
Benjamin Button lahir dengan suatu keunikan. Lahir layaknya manusia jompo dengan ukuran bayi, fisik Benjamin tumbuh berlawanan dengan usianya. Yes, It’s backwards! And then Benjamin met Daisy, the love of his life.
So, Who’s Really Curious??
Mmmmhh.. I don’t know. Agak bingung juga nih. Dari judulnya udah jelas-jelas tertera “Curious Case” tapi sepanjang film (yang hampir 3 jam) saya gak lihat ada yang curious tentang si Benjamin ini. Everybody’s just like, accepting him, with no curiosity at all. I was like, what?? (jadi saya yang curious nih, :P). Walaupun mungkin tidak digambarkan juga di novelnya (saya juga belum baca), tapi enaknya sih, di filmnya di describe sedikit gitu loh, who’s curious and what then..
Well, anyway. Terus terang saya gak ketemu intinya dari film ini dan maunya ke arah mana. Tentang siklus hidup Benjamin? Ya, mungkin. Tapi kurang dalam pembahasannya. Well, like I said, nobody’s curious.! Tentang perjalanan hidup Benjamin? Mungkin juga..tapi sepertinya gitu aja, tanpa klimaks. Atau tentang cinta antara Benjamin dengan Daisy? Mungkin ini lebih tepat. Tapi sayangnya, seperti kurang bisa mengolah emosi (me, in particular).
Now, Brad Pitt. He’s not bad. Walaupun expresi masih kurang, tapi gak buruk aktingnya. Saya geli ketawa lihat Brad Pitt di usia belasan (a.k.a around 50 probably?? Alus bener mukanya, :P).
Satu lagi, “Goodnight Benjamin”, “Goodnight Daisy” (The best part in the movie)
Satisfaction Rate: 68%
Novi, Novi.. gara-gara anak satu ini, saya jadi gak konsen kerja kemarin, :P.
Tiba-tiba muncul suatu link di YM saya, “Buka deh”. Duh, dari tulisannya saja saya udah agak males, masalahnya kalau saya buka Last.fm pasti lambreta deh komputer kantor tercinta ini, seperti tidak mengerti keinginan masternya yang doyan denger musik (sigh).
Tapi.. karena memang penasaran, akhirnya saya coba buka.
Gilaaaaaaaa!! Fotonya lucu bangeeeeettt! (spontan uhuy, saya langsung ternganga dan setengah berdiri). Terbeberlah foto-foto keren U2. Memang saya dan
Lagi sibuk jadi pembajak alias save to disk foto-foto tersebut, datang lagi
Saya dan Novi memang hobi berat hunting foto-foto “mereka”, para pria ciptaan Tuhan yang mampu menjadi refreshers hari-hari kami. Bagi saya, kegiatan seperti ini adalah salah satu cara untuk mensyukuri keindahan ciptaan Tuhan (alesan banget).
The question is, di usia seperti kami, apakah pantas seperti itu? Ah, simple answer, sah-sah aja. Ini adalah hobi yang sehat. Bikin tetap berjiwa muda.
*yanglagidalamtahapnge-savefoto-fotobonodarilast.fm*
And… Instead of cursing those Jews, how about we pray for them. Just like The Greatest Man Ever, Muhammad SAW, who prayed for the people who tortured him:
ﺍﻟﻟﻬﻡ ﺍﻏﻔﺭ ﻟﻘﻮ ﻤﻲ ﻓﺍ ﻨﻬﻡ ﻻ ﻴﻌﻠﻤﻮ ﻦ
Allaahummaghfir liqaumii fa innahum laa ya’ lamuun
“Ya Allah Our Lord, please forgive them, because truly, they don’t understand”
That’s how noble he is.
It’s been a long time since my last post other than movie review.. Well, I don’t have anything to say actually. It’s just the world, you know, the people. Quoting King Julian in
It’s a pity. Deep pity I feel for them. Not for the Palestinians, but for that small and greedy country. They’re lost their way in life actually. I feel sorry for that.
God loves those children too much, God doesn’t even want them to live longer in this hypocrite world.
The Beauty
Without any expectation in watching this movie, I found this one, a masterpiece! Tema cerita memang tidak original, tapi dikemas dengan indah. Dari awal hingga akhir film, saya terpana, I was fulfilled with certain rush of emotional. Kiera Knightley shows a fine performance. Dominic Cooper as Charles Grey (the kid plays Sky in Mamma Mia!) is also very convincing. But above all, Ralph Fiennes proves what a strong actor he truly is (he is nominated for Golden Globe, British Independent Film Award, and other awards).
Satisfaction Rate: 90%