Hari Minggu kemarin saya baru saja berhasil nonton An Inconvenient Truth! Hhhh… secara selama ini “kelupaan” dan udah teronggok lama banget di tumpukan dvd. Agak memalukan sih, hebohnya udah dari dulu, dan sok-sok ikutan support that-handsome-a-should-be-president Al Gore, tapi nontonnya baru kemaren. An Inconvenient Truth fokus kepada Global Warming, yang meyakini suatu hari air laut di bumi akan meluap karena para es di kutub-kutub sana terus mencair. Yup! I believe that.. Overall saya emang fully setuju sama Al Gore..(Damn! He’s so charming! Dasar Bush bego, kenapa harus dia yang jadi presiden??!)
Inconvenient Truth. Judul yang simple tapi kalo dirasain agak gak enak dan kalo dipikirin jadi pusing. Biasanya justru banyak orang yang tau, tapi memilih untuk bersikap denial. Most of us tau kenyataannya kaya’ gimana, tapi jadi sebodo’ amat karena kehidupannya saat ini lebih menyenangkan ketimbang ngurusin dan mikirin hal-hal yang nanti-nanti. Kalo kata Al Gore, “many people say, we’ll deal with that tomorrow”.
Inconvenient Truth yang akan saya bahas ini bukan Global Warming. Tapi hal yang lebih simple. Simple di sini maksud saya adalah karena tidak menyangkut statistik layaknya teori Al Gore dan timnya. Inconvenient Truth favorit saya adalah mati, or kematian or death or meninggal dunia, or game over or gak idup lagi or whatever u call it.
Wessss…kalo yang ini lagi saya bahas or lagi saya baca bukunya, pasti banyak temen yang komen: “ih, buku lo serem banget sih, Ris!” ato “aduh Ris, plis deh..scary loh!”..or etc etc..bahkan pada bubar menghindar. That’s a common reaction.
Kadang saya suka heran, kadang suka ketawa sendiri (gila gue rasa..) kalo liat reaksi orang-orang kaya’ begitu. Di satu sisi, mereka bisa dibilang normal bereaksi begitu. Di sisi lain, saya justru geregetan, kenapa harus begitu? Bukannya everyone’s gonna die someday? Kenapa harus takut ngomongin tentang sesuatu yang justru pasti akan terjadi? Malah lebih senang membahas sesuatu yang belum pasti, kaya’ ramalan-ramalan atau gosip. Kenapa kenyataan kita akan mati menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang?
Ada beberapa teori standar untuk menjawab pertanyaan terakhir saya tadi. Pertama, kematian freaks people out karena mereka ninggalin dunia yang dicintai ini. Kedua, mereka gak tau apa yang bakal terjadi setelah mati, will it be good or bad? Ketiga, yang tau bakal adanya siksa kubur, lebih takut lagi.. karena ngerasa banyak dosa. Keempat, masih related dengan yang ketiga, gak siap mati, karena masih banyak dosa (yang kaya’ begini mah biasanya gak akan pernah siap).
Tapi ada satu excuse yang paling tinggi tingkatannya menurut saya. Karena mati adalah sendiri. Sendiri di dalam kubur, sendiri juga di siksanya, gelap, sepi..semua sendirian. Coba kalo ada yang ngajak mati rame-rame..belom tentu juga mau kan? Tetep aja ntar dikubur tanggung jawabnya sendiri-sendiri.
Personally, saya suka baca artikel atau buku tentang kematian. Saya dan keluarga saya juga udah biasa bercanda tentang kematian. Gimana bete nya ntar di dalem kubur sendirian, nitip pesen jangan lupa selipin senter di dalam kafan, etc..etc.. Saya gak percaya kalo orang bilang, "ati-ati kalo ngomong tentang kematian, nanti malaikat lewat dicatet, malah kesampean loh.." Menurut saya, mau malaikat nyatet or whatsoever, yang nentuin tetep Yang Maha Kuasa.
Nabi Muhammad SAW bilang, orang yang cerdas adalah orang yang selalu memikirkan dan mempersiapkan kematian. I definitely agree with him. Tapi itu tergantung dari percaya ato tidaknya seseorang akan apa yang terjadi setelah kematian. Saya yakin 99,8% manusia percaya kalau dia akan mati someday. Tapi persentase yang percaya akan life after death tidak sebanyak angka tadi. Setuju gak? Who’s with me??
Despite dari percaya ato tidaknya akan life after death itself. Pernah gak anda bertanya-tanya, kapan ya, gue bakal mati? Kalo gue mati, gimana ya? Apa yang bakal gue rasain? Sakit gak ya? Karena katanya sakit. Bakalan terbang gak ya arwah gue kaya’ di film-film? Gimana ya, nanti di kuburan? Gue geli ma belatung, berasa gak ya kalo ada binatang itu? Masuk surga ato neraka? Kalo gue mati, siapa aja ya, yang bakalan nangisin kepergian gue? Gue bakal liat gak ya, siapa aja yang ngelayat gue, siapa yang sedih, siapa yang seneng, siapa yang gak peduli, siapa yang ngasih uang angpaw banyak ke dalam baskom (??).
For those who don't believe akan siksa kubur dan life after death. Pertanyaan seperti tadi pasti sempat terbesit, gak mungkin gak…but hell, it's your own opinion.
Bagi yang percaya. Bertanya-tanya seperti tadi adalah satu small step yang smart. Dimulai dari bertanya, kemudian cari tahu, serap ke dalam hati dan logika, and make some changes in life. Tapi saran saya jangan terlalu lama proses penyerapannya, secara waktu kita gak banyak. We never know when the time comes..
Buat yang percaya kalau dirinya gak akan mati, well.. congrats! May I please introduce myself, I'm Aris.. and u're God aren't u??
So which side are you?