OK.. Cita-cita saya untuk ngulang nonton 300 tercapai sudah. But actually, yang saya incar adalah Nagabonar Jadi 2, secara.. film-film karya Deddy Mizwar always amaze me.
Nagabonar Jadi 2 is the only local movie yang saya tonton di bioskop!!
Banyak banget message yang disampaikan di film ini. Dari mulai family matters, moral matters, social matters, love matters sampai dengan akhirat matters (4 thumbs up buat Deddy Mizwar! So typical of him..). Semua tadi successfully dikomunikasikan di film ini.
Adegan yang paling mengagumkan bagi saya adalah ketika Nagabonar melayangkan protes kepada Jendral Sudirman..well, in this case adalah kepada patung Jendral Sudirman. Can you imagine, dia berusaha manjat patung tersebut demi menurunkan tangan Sang Sudirman yang sedang hormat karena menurutnya kenapa Sang Jendral harus menghormati mereka yang lewat, apakah karena mereka punya kendaraan beroda empat????
Kecil tapi menyentil...
This movie has really put me in a roller coaster. Emosi saya terombang-ambing, naik turunnya gak karuan. Satu detik dibikin senyum, tertawa, the next detik hati saya tersengat dan sampai mata berhasil tertutup oleh genangan air. Dan gilanya, not long after that...dibikin geli ketawa lagi.
Salah satu yang bikin saya tertawa geli dan masih tergelitik kalau mengingatnya adalah alasan Nagabonar untuk mulai belajar mengaji lagi, "Takut dimarahi sama mak ku. Bisa gatal-gatal aku nanti. Kalau masuk surga masih gak apa-apa, karena dingin. Kalau masuk neraka..! Sudah gatal, panas pula!!"
Sederhana, tapi mengena..
As usual, Deddy Mizwar is a genious actor. Tora terlihat berusaha berusaha keras mengejar kemampuan akting beliau, but he's still good though, entertaining. Ketiga sahabat Bonaga juga cukup menghibur, walaupun bagi saya mereka terkesan hanya sebagai peramai suasana saja. Umar sang tukang Bajaj pun tampil dengan cukup baik. Hanya satu yang ganggu, Wulan Guritno. Saya tidak merasakan sedikitpun chemistry antara dia dengan tokoh manapun di film ini.
Banyak yang bilang, ending film ini kurang greget. Well, I just have to agree with them. Agak konyol memang, agak maksa (tapi gak separah those sinetrons!). Saya agak kurang terima dengan munculnya Indra Birowo di situ. Bukan karena dia gak bagus.. he's funny and quite natural, tapi kenapa harus dia??! Bener-bener bikin jadi agak drop buat saya personally, karena saya udah cukup eneg dengan situasi di mana ada Tora di situ ada Indra...please...
Well, nothing's perfect anyway.
But overall, saya salut buat film Nagabonar Jadi 2 ini. Andaikan para pembuat film Indonesia bisa menciptakan karya dengan kualitas seperti ini, saya yakin perfilman Indonesia akan beneran bangkit.
Way 'd go Deddy Mizwar!!!